MY View

Based on my opinion

Essay for LPDP Scholarship

Sekilas tentang contoh penulisan essay beasiswa LPDP...


Apakah kamu pengin sekolah S2 atau S3 di Dalam Negeri atau malah ke Luar Negeri 100% GRATIS plus Dapet Tunjangan Hidup Bulanan & Penelitian? 

Apakah kamu kekurangan dana untuk menyelesaikan Tesis S2 kamu atau Disertasi S3 kamu (dalam negeri maupun luar negeri)?

Apakah kamu salah satu anak bangsa yang berada di daerah terpencil/tertinggal/perbatasan dan punya tekad kuat untuk S2/S3 di dalam/luar negeri?

Apakah kamu salah satu anak bangsa yang pernah punya prestasi di bidang Olimpiade Sains dan Teknologi, olah raga dan seni/ budaya di tingkat Nasional/ Internasional dan punya tekad kuat untuk S2/S3 di dalam/luar negeri?

Kalau kamu salah satu diantaranya, atau Bapak/Ibu memiliki mahasiswa atau kenalan/keluarga yang termasuk diantaranya, Alhamdulillaaah kini makin banyak saja berbagai beasiswa disediakan oleh pemerintah kita, salah satu yang terbaru yakni Beasiswa LPDP (www.lpdp.depkeu.go.id) , sebuah beasiswa prestisius dengan berbagai keistimewaannya.


Langsung saja tak perlu basa-basi.... contoh essaynya..

Rencana Studi Beasiswa LPDP


Isi rencana study saya

Paragraf pertama : Latar belakang kamu (sarjana apa?). Mengapa ingin melanjutkan pendidikan? Berikan alasan.
Paragraf kedua : Jelaskan passion (ketertarikan kamu terhadap sesuatu, misalnya mengajar atau berbicara atau bertemu orang banyak atau lainnya) kamu dan pengalaman kamu dibidang tersebut.
Paragraf ketiga : Ceritakan sedikit pengalaman kerja atau pekerjaan kamu sekarang.
Paragraf Keempat : Jurusan apa yang akan diambil? Apa yang ingin kamu pelajari di S2/S3, dan mengapa kamu ingin mempelajari itu?
Paragraf kelima : Ceritakan tentang rencana kamu setelah lulus S2/S3 nanti ingin menjadi apa? Ingin berkontribusi dalam bentuk apa untuk Indonesia secara umum (daerah kamu atau lingkungan kamu atau pemerintahan) dalam bentuk seperti apa?

LPDP Esai : Peranku bagi Indonesia



“Peranku bagi Indonesia”. Sebuah pernyataan yang menghakimiku sebagai seorang warga Negara Indonesia. Apa yang sudah saya berikan untuk Indonesia? Bahkan saya berpikir, saya selalu mengeluh dengan keadaan negeri ini?

Sebagai salah satu anak muda bangsa, saya ingin mengambil bagian dalam memajukan negeri ini. Saya ingin menjadi salah satu agen of change bagi Indonesia. Saya melakukankanya melalui dua cara yaitu secara personal dan dengan berorganisasi.

Secara personal, saya melakukan pendekatan kepada anak-anak dan orang dewasa. Di lingkungan tempat tinggal, saya mengajarkan Bahasa Inggris kepada anak-anak. Tentu saja dengan metode yang mereka sukai, bermain. Bermain bersama membuat mereka mempunyai ikatan emosional dan bersahabat dengan saya. Saya berharap dapat menjadi wajah baru untuk mereka ketika dewasa, bahwa pendidikan itu sangat diperlukan sejak kecil.

Saya juga teman diskusi yang baik untuk orang dewasa. Berdiskusi dengan orang dewasa membuat saya mengerti pola pikir dan hal-hal yang dikhawatirkan oleh orang dewasa. Melalui diskusi, mereka tidak merasa digurui ketika saya menyampaikan pendapat. Berdasarkan pengalaman saya, anak-anak dan orang dewasa mempunyai satu kesamaan. Mereka butuh didengarkan. Ketika mereka merasa didengarkan, maka mereka akan mendengarkan. Pada saat itulah saya mencoba memasukkan pemikiran saya tentang idealisme yang saya miliki kepada mereka. Saya yakin, mereka akan berpikir ulang tentang hal-hal yang saya sampaikan.

Untuk membuat perubahan tidak dapat dilakukan sendirian. Seperti lidi-lidi yang begitu kuat jika disatukan dalam bentuk sapu. Begitu juga dengan pemuda bangsa. Maka saya juga mencoba melakukan perubahan melalui berorganisasi. Organisasi-organisasi kepemudaan yang saya ikuti tidak memberikan keuntungan materi untuk saya, hanya kepuasan untuk berbagi.

Pertama, CMCC,  sebuah organisasi kampus yang memfasilitasi ruangan multimedia dan internet. Melalui CMCC, saya mengajar aplikasi komputer kepada mahasiswa  secara suka rela, yang menjadi tugas pokok bagi setiap anggota. Dengan mencontoh ide seorang senior dari organisasi lain, secara personal saya membuat kelas rancangan untuk adik-adik yang aktif berorganisasi di kampus secara gratis. Saya mengajarkan mereka merencanakan jalan raya, bangunan gedung dan menghitung biayanya.

Kedua, MATCH, sebuah event organizer nirlaba yang bergerak di bidang perlombaan. Melalui MATCH, saya mengambil peran untuk memajukan pendidikan dan beberapa aktivitas sosial. Bersama MATCH juga, saya ikut serta meningkatkan motivasi siswa/i SD untuk berprestasi di ilmu matematika di daerah pesisir Kota Banda Aceh dengan mengadakan lomba matematika tahunan secara gratis. Kami juga menjadi salah satu relawan untuk korban gempa Takengon. Kami juga menyantuni anak yatim dengan berbuka puasa bersama di sebuah panti asuhan di Kota Banda Aceh.

Ketiga, AYEF, sebuah forum kepemudaan yang berbasis Bahasa Inggris di Kota Banda Aceh. Melalui forum ini, saya turut serta menjadikan masyarakat aceh mampu berbahasa inggris dan punya kepedulian terhadap sesama. Seperti yang pernah dituliskan dalam salah satu artikel The Rumba (tabloid yang diterbitkah oleh AYEF), jika kita menguasai bahasa internasional, maka kita bisa menguasai dunia. Bersama AYEF, saya membantu mengadakan English Leadership untuk anak yatim di panti asuhan.

Keempat, Aceh Mengajar Foundation. Lembaga ini menerima sukarelawan yang bersedia mengajar. Melalui lembaga ini, saya akan menularkan ilmu kepada siswa/i SD di daerah tertinggal seputaran Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.

Terakhir, saya juga merupakan salah satu founder Banda Aceh Membaca. Sebuah komunitas yang mengajak seluruh masyarakat Aceh, khususnya warga kota Banda Aceh untuk membaca sebuah buku setiap minggu dan memberikan dampak positif bagi lingkungan. Kami juga mengajak teman-teman dari daerah lain untuk membentuk komunitas serupa. Selain itu, saya juga aktif di beberapa komunitas bahasa seperti ACCES, LIF, dan BEC. Meskipun komunitas-komunitas tersebut merupakan kamunitas berbasis Bahasa Inggris, namun kegiatan-kegiatan yang kami lakukan sangat baik untuk anak muda, seperti berbagi informasi beasiswa, belajar berpidato, belajar TOEFL, IETLS, dan Academic Writing, dan berdiskusi tentang topik-topik terbaru yang memberi dampak positif bagi gerakan perubahan di Indonesia.

Berdasarkan kegiatan-kegiatan diatas, saya berharap saya akan memberi “sesuatu” untuk Indonesia dan turut serta dalam membentuk lingkungan postif bagi kawula muda. Saya akan terus berkontribusi dalam menyuarakan perubahan. Saya yakin, dengan pendekatan personal dan kelompok, maka cita-cita saya memajukan Indonesia akan lebih mudah dilakukan. Saya sangat ingin menjadi sesorang yang menginspirasi dan bermanfaat bagi orang lain.

Di masa depan, saya ingin tetap konsisten berperan bagi kemajuan Indonesia. Saya berencana menjadi seorang dosen. Menurut saya, seorang akademisi adalah salah satu posisi strategis dalam memajukan Indonesia. Akademisi dapat member pengaruh positif terhadap kaum muda dan juga mampu mempengaruhi kebijakan pemerintah melalui keahliannya di bidang yang digelutinya.


LPDP Essay : Sukses Terbesar dalam Hidupku



Menurut saya, sukses adalah sebuah pencapaian. Ketika saya menginginkan sesuatu dan memperjuangkan hal tersebut dengan sungguh-sungguh, maka ketika saya mencapainya, itu adalah kesuksesan. Sesuatu yang tidak datang begitu saja. Suatu pagi pada tahun 2010, saya diundang oleh seorang senior yang sekaligus teman se-organisasi untuk menghadiri upacara kelulusannya. Hari itu sangat terik, namun saya dan teman saya tetap berhadir. Saya pikir, ini adalah hari kebahagiaan untuknya, yang sudah hampir 7 tahun menyelesaikan S1.


Saya dan teman saya duduk di barisan paling belakang diantara keluarga wisudawan/wisudawati yang berwisuda pada hari itu. Saya menyimak dengan baik semua agenda pesta kelulusan itu. Hingga akhirnya, tibalah waktu pemberian cendera mata dari pihak fakultas kepada peserta wisuda yang lulus dengan predikat terpuji (cumlaude).

Betapa bahagianya orang tua mereka. Berdiri di depan semua hadirin untuk predikat kelulusan putra-putri mereka. Bulu-bulu di lengan saya berdiri. Seandainya saya mampu membuat Mak dan Ayah berdiri disana, Mak pasti sangat bahagia. Dan Ayah akan lebih menghargai saya.

Mengapa Mak? Mak adalah panggilan yang biasa orang Aceh tujukan untuk ibunya. Kemiskinan membuat wanita paruh baya yang saya panggil Mak itu menikah muda, setamat SMP. Saya sangat ingin membuatnya berdiri disana. Berbahagia dan bersyukur memiliki saya. Saya ingin beliau yakin bahwa keputusannya memiliki saya adalah benar.

Ayah bukanlah lelaki jahat. Namun, beliau mugkin mempunyai pemahaman tersendiri tentang makna sukses yang belum bisa saya pahami hingga saat ini. Sejak saya kecil, Mak selalu menjadi penyemangat dan sosok suci bagi saya. Berjuang agar saya bisa mencicipi pendidikan terbaik semampunya.

Maka sepulang dari acara wisuda itu, saya membongkar berkas kuliah saya. Saya mencari KHS-KHS saya pada empat semester sebelumnya. Saya menghitung jumlah sks yang harus saya ambil agar bisa menyelesaikan kuliah dalam rentang waktu kurang dari 4 tahun. Selama ini saya terlalu sibuk dengan kegiatan ekstrakurikuler kampus dan beberapa organisasi. Saya harus menyeimbangkan hidup saya dan mendahulukan hal-hal yang penting.

Setelah saya mengkalkulasikan nilai-nilai saya dengan target nilai untuk semester-semester ke depan, saya bisa memperoleh IPK 3,56. Saya akan berusaha maksimal untuk mendapatkan nilai sempurna semester-semester mendatang. Semangat saya seolah meledak. Namun, usaha yang lakukan tidak menunjukkan hasil seperti yang saya harapkan. Ada beberapa nilai B+ untuk mata kuliah yang saya targetkan mendapatkan nilai A.

Semester salanjutnya, saya mengubah strategi. Saya mengambil mata kuliah ekstra. Berbekal nilai bagus, saya diizinkan mengambil 4 sks ekstra pada semester mendatang. Saya mengambil satu mata kuliah berat yang seharusnya dikerjakan pada semester 7. Maka menggantikan waktu yang biasa saya gunakan untuk tidur dengan membuat tugas kuliah. Menatap Autocad*) dan Microsoft Excel adalah pekerjaan wajib setiap malam.

Akan manis nantinya, pikir saya. Ini adalah salah satu cara membahagiakan ibu, lulus dengan IPK diatas 3,50. Saya akan membuat beliau menangis haru karena saya. Saya akan membuat beliau berdiri di depan dengan prestasi saya. Saya menempelkan kata-kata motivasi dan sebuah study plan di depan meja belajar saya. Namun, ketertarikan terhadap kegiatan kampus tak bisa saya musnahkan seketika. Angkatan saya mendapat tanggung jawab mengadakan Lomba Berhitung Fakultas Teknik (LBFT) Se-Aceh dari Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS). Saya ikut menjadi panitia acara dan salah satu penanggung jawab acara di Kota Lhokseumawe, 6 jam perjalanan dari kota Banda Aceh.

Banyak waktu yang aku habiskan di luar kota, maka saya gagal 3 sks. Perencanaan Gedung 1. Nilai X menempel di KHS saya. Saya menangis dan menyesali diri yang tergoda dengan kegiatan ekstrakurikuler kampus. Memang hanya beberapa orang dari angkatan saya yang berhasil menyelesaikan mata kuliah tersebut dalam satu semester, namun saya telah melanggar janji terhadap diri sendiri. 

Saya kembali bangkit dan menata diri. Saya membuat perencanaan yang lebih baik, mengutamakan yang menjadi prioritas dan menepati janji pada diri sendiri. Semester selanjutnya tidak banyak kegiatan kampus. Saya memfokuskan diri mengerjakan tugas yang semakin menumpuk dengan beban berat diatas kepala. Belum lagi kerja praktek dan memikirkan judul tugas akhir. Saya juga mengambil mata kuliah tambahan untuk menambal IPK. Akhirnya saya berhasil lulus 3 tahun 11 bulan, dengan IPK 3,51. Saya memenuhi janji pada diri sendiri. Perjuangan yang terasa begitu panjang. Mengurangi waktu bermain dan tidur nyenyak di malam hari. Untuk Ibu, orang yang paling saya cintai.

Itulah kesuksesan terbesar dalam hidup saya hingga saat ini. Saya berjanji membuat Ibu bangga atas prestasi  saya yang berikutnya. Memperoleh beasiswa melanjutkan master degree dan menjadi seorang pengajar adalah impian saya.

Resource : big thanks to Fisaini ITB. 





1 comment:

Essay for LPDP Scholarship