Beberapa orang dengan berani menjualan keahlian dan kecerdasan mereka ke negara lain untuk mendapatkan materi. Kelakuan mereka yang termasuk berani tersebut, tak selalu menguntungkan negara..Siapakah para pengkhianat bangsa?
All for the money |
Baru-baru ini ada berita mengenai kemungkinan Malaysia melewati Indonesia dalam teknologi kedirgantaraan pada tahun 2010. Ahli dirgantara
Indonesia yang sekarang bekerja di luar negeri ditengarai sedang membangun dan
memajukan negara tempat dia bekerja daripada negaranya sendiri. Kasus ini juga
mengingatkan saya pada perpindahan beberapa atlet bulutangkis nasional ke
negara lain sebagai pelatih atau pemain. Kebanyakan dari atlet kita ini
akhirnya menyumbang peranan yang cukup besar bagi kemajuan dunia bulutangkis di
mana mereka bekerja. Respon terhadap hal ini adalah ada orang yang dengan cepat
menyalahkan mereka berdasarkan pertimbangan nasionalisme semata. Saya akan
mengajak kita untuk melihat hal ini dengan mata yang lebih jernih dan juga
dengan pertimbangan matang dari beberapa sudut pertimbangan etis.
Iri melihat tetangga lebih maju |
Pertama, kita lihat sisi legal-peraturan yang mengatur
perpindahan ini. Tidak ada larangan bagi para ahli (bisa juga dibaca: atlet)
untuk pindah dan bekerja di negara lain. Memang ada peraturan
internasional ketenagakerjaan dan juga masalah transfer di beberapa cabang
olahraga yang mengatur masalah ini. Dalam sepakbola, para atlet memiliki
beberapa persyaratan untuk dapat bermain untuk negara lain, yaitu masalah
kewarganegaraan dan dia juga harus belum pernah mewakili negara lain di
pertandingan internasional.
Kalau
kita meninjau dari segi kontrak kerja, maka tidak ada peraturan yang melarang
para ekspatriat Indonesia di luar negeri bekerja berdasarkan keahlian mereka.
Dilemanya adalah ketika mereka membagi (baca: mengerjakan ulang) hak cipta
intelektual yang sudah dibuat sebelumnya di Indonesia kepada negara lain. Karya
intelektual yang sudah dipatenkan di Indonesia tidak boleh dibagi kepada
perusahaan baru di negara mana dia bekerja kemudian. Ini hampir sama dengan
kode etik para eksekutif yang kemudian ‘dibajak’ untuk bekerja untuk perusahaan
saingan yang seharusnya tidak boleh membocorkan rahasia perusahaan di mana dia
bekerja sebelumnya.
Hijacked |
Kemudian
ada pertimbangan aktualisasi diri. Mereka yang memiliki keahlian tertentu
pastinya memerlukan aktualisasi diri dan pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya. Bayangkan investasi keahlian yang sudah ditanamkan atas diri
mereka kemudian menjadi tidak berguna karena tidak adanya pekerjaan bagi
mereka. Investasi ini juga terkadang dilakukan oleh negara dengan mengirim
putri putra terbaik bangsa untuk belajar ke luar lalu mengikatnya dengan
kontrak kerja. Kontrak kerja juga berarti negara wajib memberi mereka kerja
yang sesuai dengan bidang mereka.
hero or a traitor?? |
Pertimbangan
selanjutnya adalah masalah sarana prasarana. Untuk para peneliti, kadang-kadang
Indonesia tidak memiliki dana untuk melakukan riset tertentu dan akhirnya ide
ini mati suri dengan alasan kekurangan daya finansial. Pertanyaan dilematisnya
adalah apakah ide ini dibiarkan terletak di atas meja saja atau membiarkan
orang lain yang memiliki kemampuan dana cukup untuk mengembangkannya.
Kemudian
ada juga masalah periuk nasi di dapur. Hal ini menjadi masalah prioritas tinggi
bagi mereka yang sudah berkeluarga. Apakah tindakan orang yang ingin memperoleh
penghasilan lebih besar menjadi salah karena dia bekerja di luar negeri? Apakah
kita masih akan tetap tinggal dengan gaji minim di perusahaan tempat teman-teman
bekerja, sementara ada perusahaan lain yang menjanjikan peluang ekonomi yang
lebih besar?
Lalu
ada pertimbangan rasa nasionalisme. Saya sangat setuju dengan prinsip bahwa
kita harus mengharumkan nama bangsa. Kedekatan emosional dengan tanah air
adalah hal yang sangat penting.
Lalu
ada pertimbangan mengenai penghargaan. Seringkali para ahli ini tidak menjumpai
penghargaan yang layak dengan kontribusi yang sudah disumbangkannya. Alan
Budikusuma dan Susi Susanti harus menunggu lebih dari 8 tahun untuk mendapatkan
KTP WNI setelah memenangkan medali emas olimpiade untuk Indonesia. Banyak atlet
yang hidup dalam suasana memprihatinkan setelah berjasa untuk bangsa. Tidak
sedikit pula ahli yang tidak dihargai pendapatnya karena mereka tidak memiliki
pengaruh politis.
Selain
beberapa pertimbangan di atas, kasus PT Dirgantara Indonesia adalah hal yang
lahir dari pergumulan panjang bangsa Indonesia dalam menentukan langkahnya ke
depan. Indonesia mencoba untuk terjun ke bidang teknologi setelah Bapak BJ
Habibie kembali dari Jerman. Investasi yang diberikan untuk bidang ini tidaklah
kecil sementara pengembangan bidang pertanian yang notabene adalah lapangan
kerja terbesar di Indonesia kurang mendapat perhatian. Indonesia masih
mengimpor beras dari Vietnam dan Thailand sementara kita adalah negara agraris.
Saya sendiri merasa sangat bangga dengan produk IPTN, namun bagaimana dengan
prioritas untuk petani kita? Ini adalah masalah skala prioritas dan keinginan
politik pengembangan bangsa pemerintah kita. Indonesia pernah ingin mengambil
semua bidang secara bersamaan: teknologi, agraris, perdagangan, dan akhirnya
menjadi kewalahan. Yang terjadi dengan PT Dirgantara Indonesia kemudian adalah
pemerintah memutuskan untuk lebih memfokuskan diri kepada pengembangan
sumberdaya manusia dan gerakan swasembada pangan daripada bidang teknologi
praktis seperti PT Dirgantara Indonesia. Ini membuat PT DI dianaktirikan dan
akhirnya banyak perkerja harus dikandangkan, dan otomatis efeknya adalah mereka
akan mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Topik ini menjadi relevan bagi kami para pelajar yang sedang
menimba ilmu di negeri orang dan sering tergoda dengan
pertimbangan-pertimbangan yang saya paparkan di atas. Intinya, tidaklah mudah
untuk menganggap orang lain penghianat bangsa karena dia bekerja di negara
lain. Saya sendiri cenderung mengusulkan agar masalah hak cipta perusahaan anak
bangsa lebih diperketat sehingga kalaupun banyak ahli yang eksodus mereka tetap
dilarang untuk membocorkan teknologi penemuan bangsa sendiri kepada orang lain.
Saya sendiri insyaallah akan
kembali ke Indonesia dan membangun bangsa sendiri, namun saya tidak akan dengan
mudah mencap orang yang bekerja di negara lain sebagai penghianat sampai saya
tahu alasan mereka yang sesungguhnya.
Selamat Sore Semua,Numpang Promo ya!!
ReplyDeletePunya Prediksi angka jitu dan mimpi keberuntungan yang jitu ? Ayo Pasang angka anda di (S) (U) (K) (S) (E) (S) (4) (D) BO yang sudah terbukti Aman dan Terpercaya,silahkan Add pin BB kami pak 2B4BABF8 / 7B59A173
salam JP! dari SUKSES4D
togel singapore