MY View

Based on my opinion

Sosok Lew Kuan Yew. Adakah Sosok seperti ini di daerah Indonesia? (Refleksi 70 th Indonesia Merdeka)

Jujur saja, saya mungkin belum mengetahui banyak hal tentang Beliau. Bagaimana mungkin sebuah negara sekecil itu (Singapore) bisa melampaui bangsaku yang sangat besar ini (Indonesia). Rasa keingintahuan saya pun makin besar tentang sosok di balik layar kemajuan negeri kecil itu.



Ia adalah sosok founding father Singapura. From the Third World to the First: The Singapore Story, adalah caranya mentransformasi Singapura menjadi negara yang disegani bukan hanya di Asia Tenggara, tetapi juga di dunia.
I have spent my life, so much of it, building up this country. There is nothing more I need to do.
At the end of the day, what have I got? A successful Singapore.
What have I given up? My life. 
– Lee Kuan Yew
Salah satu hal yang paling saya kagumi dari Lee Kuan Yew adalah sosoknya yang sangat visioner (Ya Mirip-mirip Ahok JKT gitu). Menjadi perdana menteri pertama dari sebuah negara yang nyaris tidak memiliki sumber daya alam bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, sejak awal Lee Kuan Yew sudah menetapkan jalan Singapura untuk menjadi negara yang unggul dalam industri jasa.
Lihat hasilnya sekarang, Singapura menjadi salah satu negara dengan layanan jasa terbaik di dunia. Bandara Changi contohnya. Maskapai apa yang tidak menjadikan Bandara Changi sebagai hub internasionalnya? Mayoritas penerbangan jarak jauh di dunia sekarang pasti akan singgah di bandara terbaik dunia itu.
Sosoknya yang bersih dari kasus korupsi juga menjadi pendorong bagi para pelaku bisnis untuk berani menanamkan modalnya di Singapura. Perusahaan besar dunia apa yang tidak membuka kantor cabang di Negeri Singa itu? Hal ini menunjukkan iklim bisnis yang sangat kondusif di Singapura.
Namun tak dapat dipungkiri jika Lee Kuan Yew merupakan sosok yang kontroversial. Gaya kepemimpinannya yang otoriter dan tidak segan untuk memenjarakan lawan politiknya merupakan contoh sisi lain dirinya. Ada tiga institusi yang wajib dikontrol demi pemerintahan yang efektif dan efisien, yaitu media, keuangan dan militer. Itulah resep dari seseorang yang menjadi perdana menteri dengan masa memerintah terlama di dunia, hampir 31 tahun dan bahkan masih berada di pemerintahan untuk 21 tahun berikutnya.

But Now.. Unfortunately, he is now rest in peace (for Singaporean).


(for Indonesian).. He is Dead. hha.

Poor Indonesia, 70 tahun Merdeka buat jalan aja enggak beres. eh malah mau niru S'pore... jauh rasanya.
Kemajuan S'pore dan Brunei patut di contoh.

Biografi



Ia dilahirkan dengan nama Lee Kuan Yew di Singapura pada 16 September 1923. Ia bersekolah di SD Telok Kurau, Raffles Institution dan Raffles College. Ia sempat berhenti kuliah akibat adanya Perang Dunia II dan pendudukan Jepang di Singapura pada 1942-1945. Saat sekolah, ia mengambil mata pelajaran Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang. Karena hal itu, ia bekerja sebagai penulis laporan Sekutu bagi Jepang serta editor Bahasa Inggris untuk koran Jepang, Hobudu (alat propaganda Jepang). 
Setelah perang usai, ia melanjutkan kuliahnya di  Fitzwilliam College, Inggris di jurusan hukum. Setelah kuliahnya selesai, ia kembali ke negaranya pada 1949 dan bekerja sebagai pengacara di biro Laycock & Ong. 
Selama masa kepemimpinannya, Lee mengubah Singapura. Awalnya Singapura merupakan golongan Dunia Ketiga tetapi kini Singapura telah berubah mejadi salah satu negara maju di dunia. Ia mengakui bahwa Singapura memiliki jumlah penduduk sedikit. Tetapi keunggulan Singapura adalah ketekadan rakyatnya dalam bekerja. Ia dihormati oleh rakyatnya karena semangatnya yang bergelora setelah Singapura berhasil meraih kemerdekaannya dan berpisah dari Malaysia.
Lee dianggap sebagai seorang otoriter yang condong kepada kaum elit. Lee sendiri pernah dikutip mengatakan bahwa ia lebih suka ditakuti daripada disayangi rakyatnya.
Lee memiliki kontroversi selama ia menjabat sebagai menteri. Lee melaksanakan beberapa peraturan keras guna menekan kaum oposisi dan kebebasan berpendapat. Contohnya, penuntutan perkara pemfitnahan dan membangkrutkan musuh-musuh politiknya. Selama Lee menjabat sebagai PM (1965–1990), ia memenjarakan Chia Thye Poh, mantan anggota Parlemen partai oposisi Barisan Sosialis, selama 22 tahun berdasarkan UU Keamanan Dalam Negeri. Dan pada tahun 1989, Chia akhirnya bisa menhirup udara bebas. Untuk memberikan wewenang penuh kepada para hakim dalam keputusan mereka, Lee menghapuskan sistem juri dalam pengadilan Singapura. Itulah contoh dari kontroversi yang dilakukan Lee selama ia menjabat.






0 comments:

Post a Comment

Sosok Lew Kuan Yew. Adakah Sosok seperti ini di daerah Indonesia? (Refleksi 70 th Indonesia Merdeka)